nathasyayp

Halaman

Kamis, 06 Desember 2018

Kewirausahaan

Bab 1

1. Dasar dasar kewirausahaan bidang kerajianan tekstil
a. Perbedaan konsep kewirausahaan dengan wirausahawan
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan suatu hal yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak, dan kemampuan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.

b. Sifat wirausahawan bukan keturunan
Sifat wirausahawan itu bukan merupakan keturunan, karena sifat wirausaha adalah hasil proses belajar, siapun dapat menjadi wirausaha kalau dia mau dan tekun. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada hambatan yang sifatnya genetik bagi seseorang untuk menjadi wirausaha.

c. Perbedaan wirausahawan dengan manager
Wirausahawan adalah seseorang yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Sedangkan, Manager adalah orang yang mengatur atau “memanage” dari sebuah usaha tersebut.


2. Stimulasi dan motivasi wirausaha
motivasi dalam wirausaha 
Perkataan motivasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu, motivation. Kata asalnya ialah motive.
Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahkan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif.
Beberapa pengertian motivasi
1. Motivasi adalah suatu bentuk dorongan pikiran dan hati yang menjadi penggerak utama seseorang, sesebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
2. Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau keghairahan terhadap sesuatu yang benar-benar diingini.


3. Karakteristik wirausahawan
1. Inisiatif
2. Disiplin
3. Komitmen Tinggi
4. Jujur
5. Kreatif dan Inovatif
6. Mandiri dan Realistis


4. Faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan seseorang berdasarkan karakteristik wirausahawan.
1. KEBERHASILAN WIRAUSAHAWAN
Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan dukungan dari orang lain yang berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus mau menghadapi tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk maju, dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju.
Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak tangga yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam
mengembangkan profesinya, yaitu:
a. Kerja keras
b. Kerjasama dengan orang lain
c. Penampilan yang baik
d. Yakin
e. Pandai membuat keputusan
f. Mau menambah Ilmu pengetahuan
g. Ambisi untuk maju
h. Pandai berkomunikasi

2. KEGAGALAN WIRAUSAHAWAN
Penyebab kegagalan dalam usaha pada umumnya disebabkan oleh 4 faktor utama, antara lain:
1. Kurangnya dana untuk modal
2. Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis
3. Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang
4. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluitinya.
Menurut Alex S. Niti Semito, kegagalan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya
terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Kegagalan yang dapat dihindarkan
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena pengusaha dapat menghindari dsan dapat diantisipasi sebelumnya.
Misal: salah mengelola perusahaan, tidak ada rencana yang matang, pelayanan yang kurang baik, dll
2. Kegagalan yang tidak dapat dihindarkan
Yaitu kegagalan yang sulit atau hamper tidak dapat dihindari seperti bencana alam,
peperangan, kebakaran, kecelakaan.
Sebab-sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:
• Kurang ulet dan cepat putus asa
• Kurang tekun dan kurang teliti
• Tidak jujur dan kurang cekatan
• Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
• Kurang inisiatif dan kurang kreatif
• Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
• Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
• Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
• Pelayanan yang kurang baik
• Banyaknya piutang ragu – ragu
• Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
• Kekeliruan menghitung harga pokok
• Menyamakan perusahaan sebagai badan social
• Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
• Kemacetan yang sering terjadi
• Kurangnya pengawasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar